Donald Trump Hentikan Pasokan Obat HIV, Malaria, dan TBC untuk Negara Miskin

Donald Trump
Presiden ke 47 AS Donald Trump (Foto: LOGIC.co.id)

LOGIC.co.id – Keputusan mengejutkan datang dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang memerintahkan penghentian pasokan medis dan obat-obatan bagi negara-negara miskin yang selama ini mendapat bantuan dari Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID).

Obat-obatan yang terkena dampak penghentian ini mencakup perawatan untuk HIV/AIDS, malaria, tuberkulosis (TBC), serta pasokan medis bagi bayi baru lahir. Keputusan tersebut, yang dikutip dari Reuters pada Selasa (28/1/2025), merupakan bagian dari kebijakan pembekuan bantuan dan pendanaan luar negeri yang mulai diterapkan sejak Trump menjabat pada 20 Januari 2025.

USAID dan Perannya dalam Kesehatan Global

USAID selama ini berperan besar dalam membantu negara-negara miskin di seluruh dunia dengan program pembangunan, ekonomi, dan kemanusiaan. Salah satu program utamanya adalah penyediaan obat-obatan vital bagi pasien yang membutuhkan, terutama mereka yang mengidap penyakit mematikan seperti HIV/AIDS.

Namun, pada Selasa lalu, kontraktor dan mitra yang bekerja sama dengan USAID mulai menerima pemberitahuan untuk segera menghentikan operasional mereka. Salah satu memo yang beredar ditujukan kepada Chemonics, perusahaan konsultan besar yang selama ini memasok obat-obatan untuk berbagai kondisi medis di negara berkembang.

Seorang mantan pejabat USAID mengungkapkan bahwa penghentian ini mencakup obat-obatan untuk HIV, malaria, TBC, kontrasepsi, serta persediaan kesehatan ibu dan anak.

“Ini adalah bencana besar. Bantuan pasokan obat telah membuat 20 juta penderita HIV tetap bertahan hidup, dan kini semuanya dihentikan,” ujar Atul Gawande, mantan kepala kesehatan global di USAID yang baru saja meninggalkan jabatannya.

Ia menambahkan, tanpa pengobatan yang berkelanjutan, pasien berisiko mengalami kondisi yang semakin buruk. Terutama bagi penderita HIV, penghentian pengobatan dapat meningkatkan kemungkinan penularan virus ke orang lain dan berkontribusi pada munculnya strain virus yang kebal terhadap obat.

Dampak Global: Krisis Kesehatan di Depan Mata

Mengutip The New York Times, tanpa akses terhadap pengobatan, jumlah penderita HIV yang mengalami komplikasi parah akan meningkat drastis. Hal ini dapat memperburuk penyebaran virus dan meningkatkan risiko penularan, termasuk dari ibu ke bayi.

Diperkirakan, sekitar sepertiga dari wanita hamil yang tidak mendapatkan pengobatan berisiko menularkan HIV kepada anak mereka. Selain itu, terhentinya program ini dapat memicu kemunculan strain virus yang resisten terhadap obat, yang berpotensi menyebar ke berbagai negara.

Sebuah penelitian bahkan memperkirakan bahwa penghentian program ini dapat menyebabkan 600.000 kematian dalam satu dekade ke depan, khususnya di Afrika Selatan.

“Ini adalah efek domino dari kebijakan penghentian bantuan yang bisa membahayakan nyawa jutaan orang,” ujar Jirair Ratevosian, mantan kepala staf PEPFAR (Presiden’s Emergency Plan for AIDS Relief) di era pemerintahan Joe Biden.

Keputusan Trump ini menuai kritik tajam dari berbagai pihak, terutama aktivis kesehatan dan organisasi kemanusiaan yang selama ini bergantung pada bantuan USAID. Tanpa solusi yang jelas, kebijakan ini berpotensi memperburuk krisis kesehatan global, terutama di negara-negara berkembang yang sangat bergantung pada pasokan obat dari AS.

Penghentian pasokan obat-obatan oleh Donald Trump bukan hanya berdampak pada negara penerima bantuan, tetapi juga bisa berkontribusi pada penyebaran penyakit global. Tanpa pengobatan yang memadai, jutaan nyawa berada dalam risiko, dan ancaman munculnya virus yang lebih kebal terhadap obat menjadi kenyataan.

Bagaimana langkah selanjutnya? Akankah ada tekanan internasional untuk mengubah keputusan ini? Yang jelas, dunia kini menghadapi ancaman besar dalam perang melawan HIV, malaria, dan TBC.

 

Simak Breaking News nasional dan internasional pilihan terbaik langsung di ponselmu. Ikuti WhatsApp Channel kami: https://whatsapp.com/channel/0029Vb4FeCF0QeapYGGs0y0r