Tokyo, LOGIC.co.id– Di tengah kesibukan hidup modern, satu fenomena unik muncul di Jepang: Inemuri, atau seni tidur di tempat umum. Istilah ini berasal dari bahasa Jepang, di mana “inemuri” secara harfiah berarti “tidur di tempat”. Ini bukan sekadar kebiasaan, melainkan suatu bentuk toleransi sosial dan refleksi budaya yang menarik perhatian dunia.
Inemuri biasanya terlihat di berbagai tempat umum seperti kereta api, kafe, dan bahkan di tempat kerja. Para pekerja yang merasa lelah sering kali terlihat tertidur sejenak di kursi, di meja kerja, atau di sudut-sudut ruang publik. Meskipun tidur di tempat umum mungkin dianggap tidak sopan di banyak budaya, di Jepang, inemuri dipandang sebagai tanda dedikasi terhadap pekerjaan dan upaya untuk tetap produktif.
Pakar budaya Jepang menjelaskan bahwa inemuri adalah cara bagi individu untuk mengisi kembali energi mereka di tengah rutinitas yang padat. Dalam masyarakat yang menuntut tinggi ini, di mana jam kerja seringkali berlangsung berjam-jam, tidur sejenak menjadi solusi praktis. “Tidur di tempat umum adalah bagian dari identitas sosial kami,” kata Hiroshi Tanaka, seorang ahli budaya. “Ini mencerminkan bahwa meskipun kami sibuk, kami tetap manusia yang butuh istirahat.”
Seni tidur ini tidak hanya terlihat pada orang dewasa; anak-anak dan remaja juga seringkali terlihat tidur di transportasi umum. Sebuah survei menunjukkan bahwa hampir 30% penduduk Tokyo mengaku pernah tidur di kereta atau bus. Menariknya, para pelancong asing sering kali terkejut dan terpesona oleh kebiasaan ini, menyoroti perbedaan budaya antara Jepang dan negara asal mereka.
Namun, fenomena inemuri bukan tanpa kontroversi. Beberapa kalangan mengkhawatirkan dampak kesehatan jangka panjang dari kebiasaan ini, terutama jika tidur di tempat umum menjadi pengganti tidur malam yang cukup.
“Tidur yang tidak teratur dapat berdampak buruk pada kesehatan mental dan fisik,” ungkap Dr. Akiko Yamamoto, seorang ahli kesehatan tidur.
Di sisi lain, bagi banyak orang Jepang, inemuri adalah cara untuk mengatasi tuntutan hidup yang semakin tinggi. Beberapa perusahaan bahkan mulai mengadopsi kebijakan yang mendukung tidur sejenak di tempat kerja, menyediakan ruang tidur khusus untuk karyawan mereka. Hal ini menunjukkan bahwa inemuri bukan hanya sekadar kebiasaan pribadi, tetapi juga mulai diterima dalam lingkungan profesional.
Dengan berbagai pandangan ini, inemuri tetap menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari di Jepang. Fenomena ini mencerminkan kebutuhan akan keseimbangan antara pekerjaan dan kesehatan, serta menghargai waktu untuk beristirahat di tengah kesibukan. Saat dunia terus beradaptasi dengan ritme hidup yang cepat, mungkin inemuri dapat menjadi inspirasi bagi negara lain untuk memahami pentingnya istirahat dalam mencapai produktivitas yang optimal.