Berita  

Dampak Kebijakan Donald Trump Terhadap Ekspor Indonesia: Apa yang Harus Diwaspadai?

Dampak Kebijakan Donald Trump Terhadap Ekspor Indonesia: Apa yang Harus Diwaspadai?
Donald Trump wins 2024 US election in historic comeback/BBC

LOGIC.co.id, JakartaDonald Trump telah memenangkan suara mayoritas dalam Pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS), dan kemenangan ini diprediksi dapat berdampak pada perdagangan internasional, termasuk ekspor Indonesia.

Menurut ekonom dari Institute for Economic and Finance (Indef), Ahmad Heri Firdaus, kebijakan ekonomi Trump akan mempengaruhi sektor perdagangan global, termasuk Indonesia. Walaupun Amerika Serikat bukan mitra dagang utama, ekspor Indonesia ke AS masih menyumbang sekitar 9 persen dari total ekspor.

“Jadi dampaknya jelas. Kalau ekspor kita ke Amerika Serikat berkurang, mungkin dampaknya tidak signifikan secara langsung. Namun, efek tidak langsungnya dapat lebih besar karena kontribusi pasar AS mencapai 9 persen dari total ekspor kita,” jelas Heri dalam acara Liputan6 Update, Kamis (7/11/2024).

Baca Juga:  Arab Saudi Hentikan Upaya Perjanjian Pertahanan AS Akibat Kebuntuan dengan Israel

Heri juga menyebutkan bahwa ekspor Indonesia ke negara-negara mitra dagang utama AS, seperti China, Jepang, Korea Selatan, dan Vietnam, turut berpotensi terkena dampak kebijakan baru AS.

“Dampak tidak langsung ini mencakup potensi perlambatan ekspor Indonesia ke negara-negara seperti China, Vietnam, Thailand, Jepang, dan Korea,” paparnya. Kebijakan ekonomi Trump yang fokus pada pengurangan defisit perdagangan dapat menyebabkan pengenaan tarif impor yang lebih tinggi atau pembatasan kuota terhadap negara-negara tersebut.

Baca Juga:  Pidato Lengkap Deklarasi Kemenangan Donald Trump di Pilpres AS

Akibatnya, Indonesia sebagai negara pengekspor ke negara-negara ini mungkin ikut terdampak karena perubahan kebijakan AS. “AS seringkali tidak terlalu mematuhi aturan atau kesepakatan WTO dan mencari celah untuk mengatur arus impor,” ujar Heri. “Salah satu caranya adalah penerapan kebijakan non-tariff measures atau hambatan non-tarif, yang cukup tinggi di AS,” tambahnya.