Suriah di Ambang Konflik Hebat, Iran Siapkan Rudal dan Pasukan Militer

Suriah di Ambang Konflik Hebat, Iran Siapkan Rudal dan Pasukan Militer
Rudal Iran (Foto: iranwatch)

Jakarta, LOGIC.co.id – Konflik di Suriah semakin memanas. Pemerintah Iran dikabarkan siap mengirim rudal, pesawat nirawak, serta menambah penasihat militer ke Suriah untuk mendukung pemerintahan Presiden Bashar al-Assad yang saat ini menghadapi tekanan berat dari kelompok pemberontak di berbagai wilayah.

Situasi ini menjadi lebih genting setelah kelompok oposisi berhasil merebut beberapa kota strategis, termasuk Daraa di barat daya Suriah, yang semakin mendekatkan ancaman langsung ke ibu kota Damaskus.

Iran Bersiap Kirim Bantuan Militer

Mengutip pejabat senior Iran, Minggu (8/12/2024), Teheran telah mengambil langkah konkret untuk membantu Suriah:

  • Pengiriman Rudal dan Pesawat Nirawak: Iran dikabarkan telah menyiapkan peralatan militer mutakhir untuk mendukung operasi pertahanan Suriah.
  • Penambahan Penasihat Militer: Jumlah penasihat militer Iran akan meningkat untuk memperkuat strategi pemerintah Assad di lapangan.
  • Dukungan Intelijen dan Satelit: Iran juga memberikan dukungan teknologi dan data intelijen untuk memantau pergerakan pemberontak.

“Iran tidak akan membiarkan sekutunya, Presiden Assad, jatuh. Semua upaya tengah dilakukan untuk mempertahankan posisi strategis ini di Timur Tengah,” ujar pejabat tersebut kepada Reuters.

Baca Juga:  Putin Siap Bertemu Trump untuk Negosiasi Perdamaian Ukraina

Pentingnya Suriah bagi Iran

Bagi Iran, Suriah adalah sekutu kunci dalam Poros Perlawanan melawan Israel dan Amerika Serikat (AS). Konflik ini tidak hanya bersifat lokal, tetapi juga mencerminkan persaingan geopolitik yang melibatkan kekuatan besar.

Selain Iran, Rusia juga terus memberikan dukungan militer dan ekonomi kepada pemerintah Assad. Dalam upaya mempertahankan Damaskus, serangan udara gabungan Suriah dan Rusia telah ditingkatkan untuk menekan laju pemberontak di wilayah strategis.

Pemberontak Kuasai Kota Daraa dan Perbatasan Yordania

Kelompok pemberontak Suriah, Southern Operation Rooms, mengklaim telah menguasai kota Daraa pada Jumat (6/12). Kota ini memiliki nilai historis tinggi sebagai tempat dimulainya pemberontakan terhadap Assad pada 2011 lalu.

Selain itu, kelompok tersebut juga berhasil mengambil alih perbatasan Nassib, yang menghubungkan Suriah dengan Yordania. Perbatasan ini merupakan jalur penting di jalan raya utama M5 yang membentang dari kota Aleppo di utara hingga ke Damaskus.

Keberhasilan pemberontak di selatan terjadi bersamaan dengan kemajuan pasukan oposisi di utara. Setelah merebut Aleppo, pemberontak bergerak ke selatan dan berhasil mengambil alih kota Hama pada Kamis (5/12).

Baca Juga:  AS Tempatkan Rudal Typhon di Filipina: Ketegangan di Indo-Pasifik Meningkat

Iran Desak Turki Jaga Netralitas

Dalam upaya memperkuat posisinya, Iran juga dilaporkan meminta Turki untuk tidak memihak pada AS dan Israel dalam konflik ini. Iran meyakini bahwa kedua negara tersebut akan berupaya mencegah sekutu Iran di Timur Tengah kembali mendapatkan kekuatan.

Potret Konflik Suriah Saat Ini

  • Pemerintahan Assad: Tertekan oleh pemberontak di berbagai wilayah, tetapi mendapat dukungan kuat dari Iran dan Rusia.
  • Pemberontak: Semakin agresif dengan menguasai kota strategis seperti Daraa, Nassib, dan Hama.
  • Dukungan Luar Negeri: Konflik ini melibatkan kepentingan global, dengan AS dan Israel berada di pihak oposisi, sementara Iran dan Rusia mendukung Assad.

Apa Selanjutnya?

Situasi di Suriah tampaknya akan terus memburuk dalam beberapa minggu mendatang. Dengan meningkatnya keterlibatan Iran dan Rusia, serta kemajuan signifikan pemberontak, konflik ini berpotensi memicu dampak regional yang lebih luas.

Masyarakat internasional kini menghadapi pertanyaan besar: apakah solusi diplomatik masih mungkin, atau perang ini akan berlarut-larut?