Seoul, LOGIC.co.id – Ribuan warga Korea Selatan memadati jalan-jalan utama di ibu kota Seoul, Sabtu (7/12), untuk menggelar demonstrasi besar-besaran yang menyerukan pengunduran diri Presiden Yoon Suk Yeol. Demonstrasi ini merupakan puncak dari ketidakpuasan masyarakat terhadap berbagai kebijakan kontroversial yang diambil oleh pemerintahannya selama beberapa bulan terakhir.
Latar Belakang Demonstrasi
Protes ini dipicu oleh berbagai isu, termasuk kebijakan ekonomi, reformasi tenaga kerja, hingga ketegangan politik yang terus meningkat. Warga menyuarakan ketidakpuasan mereka terhadap lonjakan harga kebutuhan pokok, kenaikan biaya perumahan, dan peningkatan tingkat pengangguran, yang menurut mereka tidak ditangani dengan baik oleh pemerintah.
Selain isu ekonomi, kebijakan Yoon yang dianggap terlalu pro-Amerika dan tidak cukup tegas terhadap Jepang terkait isu sejarah kolonialisme juga menjadi sorotan. Sejumlah kelompok sipil menuduh Presiden Yoon lebih mementingkan hubungan internasional daripada kepentingan rakyat Korea Selatan.
Jalur Demonstrasi dan Aksi Damai
Demonstrasi dimulai di Gwanghwamun Square, lokasi ikonik di jantung kota Seoul. Massa yang terdiri dari berbagai elemen masyarakat, seperti buruh, mahasiswa, dan kelompok sipil, menggelar pawai menuju kantor presiden, Blue House (Cheong Wa Dae). Mereka membawa spanduk dengan tulisan “Yoon Mundur” dan “Keadilan untuk Rakyat”, sambil meneriakkan slogan-slogan yang mencerminkan frustrasi mereka.
Acara berlangsung damai dengan penjagaan ketat dari ribuan polisi. Petugas keamanan telah memblokade beberapa jalan utama untuk mencegah potensi bentrokan antara demonstran dan pihak berwenang.
Tuntutan Utama Demonstran
Demonstran menyampaikan beberapa tuntutan utama, antara lain:
- Pengunduran Diri Presiden Yoon Suk Yeol – Mereka menilai kepemimpinannya gagal menghadirkan solusi atas masalah yang dihadapi masyarakat.
- Reformasi Kebijakan Ekonomi – Pengunjuk rasa mendesak pemerintah untuk mengambil langkah nyata dalam menekan inflasi dan mengatasi ketimpangan ekonomi.
- Keadilan Sosial dan Ketegasan Politik – Masyarakat meminta pemerintah lebih memperhatikan isu-isu domestik dan mengambil sikap yang lebih tegas dalam hubungan internasional, terutama dengan Jepang.
Respon dari Pemerintah
Dalam konferensi pers yang digelar beberapa jam setelah demonstrasi dimulai, seorang juru bicara dari kantor kepresidenan menyatakan bahwa pemerintah mendengarkan aspirasi rakyat dan sedang berupaya untuk menyelesaikan masalah ekonomi. Namun, mereka menegaskan bahwa tidak ada rencana bagi Presiden Yoon untuk mengundurkan diri.
“Kami memahami frustrasi masyarakat dan berkomitmen untuk bekerja lebih keras dalam mengatasi tantangan yang ada,” ujar juru bicara tersebut.
Dukungan dan Kritik
Demonstrasi ini mendapat dukungan luas dari oposisi, yang terus mengkritik kebijakan Presiden Yoon sejak awal masa jabatannya. Pemimpin partai oposisi utama, Lee Jae-myung, menyebut aksi ini sebagai refleksi nyata dari ketidakpuasan rakyat terhadap kepemimpinan saat ini.
Namun, beberapa analis politik menyatakan bahwa tuntutan pengunduran diri presiden terlalu berlebihan. Mereka mengingatkan bahwa penggantian kepemimpinan secara tiba-tiba dapat menimbulkan ketidakstabilan politik yang lebih besar.
Tanggapan Warga
Para demonstran yang diwawancarai di lokasi menyuarakan harapan mereka untuk perubahan. “Kami sudah tidak tahan lagi dengan situasi ini. Presiden Yoon harus mundur dan memberikan kesempatan kepada pemimpin yang lebih kompeten,” kata Kim Ji-ho, seorang pekerja kantoran yang ikut dalam aksi.
Namun, ada pula warga yang merasa aksi ini tidak akan memberikan dampak signifikan. “Demonstrasi besar seperti ini sering terjadi di Korea Selatan, tetapi perubahan nyata sulit dicapai tanpa reformasi struktural,” ujar Lee Min-seo, seorang mahasiswa.
Demonstrasi ini menandai salah satu tantangan terbesar dalam kepemimpinan Presiden Yoon Suk Yeol. Di tengah tekanan dari masyarakat, oposisi, dan situasi ekonomi yang sulit, pemerintah harus menunjukkan kemampuan untuk merespons krisis ini dengan langkah-langkah nyata. Apakah aksi ini akan berdampak pada keberlanjutan masa jabatan Presiden Yoon atau hanya menjadi catatan lain dalam sejarah panjang protes politik Korea Selatan? Waktu yang akan menjawab.