Bandung, LOGIC.co.id – Penghasilan dari penjualan di TikTok Shop ternyata tidak selalu menguntungkan. Bahkan, beberapa seller mengeluhkan hasil penjualan yang justru menjadi minus akibat ulah oknum nakal di ekspedisi pengiriman.
Purnama Salim, seorang penjual sneakers aktif di TikTok Shop, membagikan pengalamannya. “Saya sering mengalami penghasilan penjualan di TikTok Shop menjadi minus karena oknum-oknum dari ekspedisi JNT menaikkan berat paket secara tidak wajar, sehingga biaya pengiriman membengkak,” jelas Purnama saat diwawancarai pada (18/12/2024).
Berat Paket Membengkak Tak Masuk Akal
Menurut Purnama, ia telah memastikan berat dan dimensi paketnya secara presisi.
- Berat: 800 gram
- Dimensi: Panjang 32 cm x Tinggi 11 cm x Lebar 22 cm
“Seharusnya, meskipun ada kenaikan, maksimal berat paket hanya menjadi 1 kilogram. Namun, di sistem TikTok Shop, berat yang terbaca adalah 4000 gram! Ini membuat biaya pengiriman membengkak dan mengurangi penghasilan saya hingga menjadi minus,” ungkapnya.
Purnama menambahkan bahwa ia menggunakan berbagai ekspedisi, seperti SiCepat, JNE, Ninja, dan JNT. Namun, hanya dengan JNT ia mengalami masalah ini.
Dugaan Permainan Nakal di JNT Drop Point
Purnama mengungkapkan bahwa ia biasanya mengirimkan paket melalui JNT drop point Kopo, Bandung. Ia juga menyebutkan nama kurir yang kerap mengambil paketnya, Deka Dermawan.
“Saya tidak tahu pasti apakah kurir tersebut terlibat dalam ‘permainan nakal’ ini. Tapi, jika setiap hari ada ratusan paket seperti milik saya yang ‘dimainkan,’ JNT drop point tersebut mungkin saja bisa meraup keuntungan jutaan rupiah per harinya,” ujarnya penuh kekecewaan.
Langkah yang Bisa Dilakukan Jika Mengalami Hal Serupa
Purnama mengimbau para seller lain untuk lebih waspada dan segera melaporkan kasus seperti ini. “Jika Anda mengalami hal serupa, segera laporkan ke pihak pusat ekspedisi melalui email atau nomor telepon resmi,” sarannya.
Masalah seperti ini tidak hanya merugikan para penjual, tetapi juga menimbulkan pertanyaan tentang integritas layanan pengiriman di Indonesia. Semoga kasus ini bisa menjadi perhatian bagi pihak terkait agar tidak ada lagi seller yang dirugikan.