Beyonce Akhirnya Menang Album of the Year di Grammy: Bagaimana Itu Terjadi?

beyonce grammy awards
"Sudah bertahun-tahun," kata Beyoncé dengan senyum lebar saat menerima Grammy untuk Album of the Year setelah kalah dalam kategori tersebut empat kali. (Foto: LOGIC.co.id)

LOGIC.co.id – Setelah bertahun-tahun gagal membawa pulang penghargaan tertinggi di Grammy Awards, Beyoncé akhirnya meraih kemenangan untuk kategori Album of the Year dengan Cowboy Carter. Album ini, yang mengusung eksplorasi musik country dan akar musik Amerika, mengakhiri catatan empat kali kekalahannya dalam kategori yang sama. Dengan kemenangan ini, Beyoncé menjadi perempuan kulit hitam keempat yang meraih penghargaan tersebut, sekaligus yang pertama sejak Lauryn Hill pada tahun 1999.

“Sudah bertahun-tahun lamanya,” ujar Beyoncé dengan senyum lebar saat menerima trofi.

Keberhasilannya kali ini tidak hanya mencerminkan kerja kerasnya dalam menciptakan Cowboy Carter, tetapi juga dinamika internal Recording Academy, lembaga di balik Grammy Awards, serta perubahan dalam komposisi pemilihnya.

Grammy dan Upaya Perubahan dalam Pemungutan Suara

Grammy Awards dalam beberapa tahun terakhir sering dikritik karena dianggap kurang mengakui kontribusi musisi kulit hitam dalam kategori utama. Kemenangan Beyoncé kali ini dinilai sebagai momen penting dalam memperbaiki citra ajang penghargaan tersebut.

“Grammy hanya punya satu tugas yang harus dilakukan, dan kali ini mereka melakukannya dengan benar,” ujar Bill Werde, direktur program bisnis musik Bandier di Universitas Syracuse.

Saat ini, pemungutan suara di Grammy dilakukan oleh sekitar 13.000 anggota Recording Academy, yang terdiri dari para profesional musik. Sejak 2019, sebanyak 66% anggota baru bergabung, termasuk 3.000 perempuan, dengan 38% pemilih kini berasal dari komunitas kulit berwarna. Langkah ini bertujuan untuk memperluas representasi dan memastikan bahwa Grammy mencerminkan lanskap industri musik yang lebih luas.

Mengapa Cowboy Carter Menarik bagi Grammy?

Terlepas dari faktor perubahan dalam komposisi pemilih, Cowboy Carter juga memiliki karakteristik yang disukai oleh Grammy. Album ini menonjolkan elemen musik tradisional Amerika, dengan penggunaan instrumen seperti banjo, organ, dan gesekan senar, yang memperkuat daya tariknya di mata para pemilih yang menghargai musikalitas konvensional.

Lebih dari itu, album ini menyoroti peran komunitas kulit hitam dalam sejarah musik country. Dalam pidato kemenangannya, Beyoncé mendedikasikan penghargaan tersebut untuk Linda Martell, perempuan kulit hitam pertama yang tampil di Grand Ole Opry, panggung prestisius bagi musisi country.

Menurut Treva B. Lindsey, profesor dari Ohio State University yang meneliti tentang Beyoncé, langkah ini menunjukkan bahwa sejarah musik country tidak lepas dari kontribusi komunitas kulit hitam, meski seringkali kurang mendapatkan sorotan.

“Dengan mendedikasikan penghargaan ini kepada Linda Martell, Beyoncé ingin menegaskan bahwa kami selalu ada di sini. Hanya saja, kalian tidak melihat, mendengar, atau mengakui peran kami dalam tradisi ini,” ujar Lindsey.

Selain itu, Cowboy Carter juga menghadirkan perpaduan lintas genre dengan kolaborasi dari ikon musik country seperti Dolly Parton dan Willie Nelson, serta cover lagu “Blackbird” dari The Beatles, yang dalam versi ini dinyanyikan bersama sejumlah penyanyi muda kulit hitam yang berkecimpung di dunia musik country. Beyoncé juga berduet dengan musisi populer seperti Miley Cyrus dan Post Malone, membuat album ini terasa lebih luas jangkauannya.

Grammy dan Upaya Perbaikan Citra

Walaupun bukan album Beyoncé yang paling dipuji secara kritis, Cowboy Carter mungkin dianggap sebagai kesempatan bagi Grammy untuk menebus kesalahan di masa lalu. Pola serupa pernah terjadi sebelumnya, di mana musisi yang sebelumnya kurang diakui oleh Grammy akhirnya mendapatkan penghargaan besar di tahap karier yang lebih matang.

Sejak menjabat sebagai CEO Recording Academy pada 2020, Harvey Mason Jr. terus berupaya memperbaiki sistem pemilihan di Grammy, termasuk menghapus komite anonim yang sebelumnya dapat mempengaruhi daftar nominasi.

“Saya ingin memastikan bahwa Grammy benar-benar mencerminkan keadaan musik saat ini,” ujar Mason.

Dengan kemenangan Beyoncé di Cowboy Carter, tampaknya Grammy telah mengambil langkah besar menuju perubahan yang lebih inklusif. Namun, apakah ini akan menjadi tren berkelanjutan atau hanya satu pengecualian? Waktu yang akan menjawab.

 

Simak Breaking News nasional dan internasional pilihan terbaik langsung di ponselmu. Ikuti WhatsApp Channel kami: https://whatsapp.com/channel/0029Vb4FeCF0QeapYGGs0y0r