LOGIC.co.id – Workaholic adalah istilah yang merujuk pada seseorang yang sangat terobsesi dengan pekerjaan hingga sulit untuk melepaskan diri darinya. Berbeda dengan etos kerja yang kuat, workaholic cenderung merasa gelisah atau bersalah jika tidak bekerja, bahkan mengorbankan keseimbangan hidup demi mengejar produktivitas. Fenomena ini telah menjadi isu penting di era modern, terutama dengan meningkatnya tekanan untuk sukses di tempat kerja.
Ciri-ciri Seorang Workaholic
Untuk mengenali seorang workaholic, ada beberapa tanda yang dapat diperhatikan, antara lain:
- Selalu Merasa Harus Bekerja: Workaholic sulit melepaskan diri dari pekerjaan, bahkan saat sedang berlibur atau di luar jam kerja.
- Mengorbankan Waktu untuk Kehidupan Sosial: Sering kali mereka menolak acara keluarga atau teman demi bekerja.
- Tidak Bisa Beristirahat dengan Tenang: Bagi seorang workaholic, berhenti bekerja justru menimbulkan perasaan bersalah atau tidak nyaman.
- Tidak Terpuaskan oleh Pencapaian: Meskipun telah mencapai banyak hal, mereka terus mencari lebih banyak pekerjaan sebagai cara untuk merasa puas.
Dampak Negatif Workaholic bagi Kesehatan
Menjadi seorang workaholic memiliki dampak serius pada kesehatan fisik dan mental. Beberapa di antaranya adalah:
- Burnout atau Kelelahan Berlebihan: Terus-menerus bekerja tanpa jeda dapat menyebabkan kelelahan fisik dan emosional.
- Masalah Kesehatan Mental: Workaholic rentan terhadap stres, kecemasan, dan depresi.
- Kehilangan Hubungan Sosial: Kecanduan bekerja sering kali membuat mereka kehilangan waktu untuk berinteraksi dengan keluarga atau teman.
- Risiko Penyakit Fisik: Kelelahan dan stres yang berkelanjutan dapat meningkatkan risiko penyakit seperti tekanan darah tinggi, insomnia, dan gangguan jantung.
Penyebab Seseorang Menjadi Workaholic
Ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang menjadi workaholic:
- Lingkungan Kerja yang Kompetitif: Tekanan untuk menjadi yang terbaik atau mencapai target tinggi bisa memicu perilaku workaholic.
- Perfeksionisme: Orang yang perfeksionis sering kali tidak puas dengan hasil pekerjaannya, sehingga terus bekerja demi hasil yang lebih baik.
- Kebutuhan untuk Dihargai: Beberapa workaholic merasa harga dirinya bergantung pada seberapa produktif mereka.
- Kecanduan Rasa Pencapaian: Meraih pencapaian dalam pekerjaan sering kali memberikan kepuasan tersendiri, sehingga mereka ketagihan untuk terus berusaha lebih keras.
Bagaimana Mengatasi Kebiasaan Workaholic?
Jika Anda atau orang terdekat Anda menunjukkan tanda-tanda workaholic, ada beberapa cara yang dapat membantu mengurangi perilaku ini:
- Tentukan Batasan Jam Kerja: Buat jadwal kerja yang jelas dan patuhi batasan waktu tersebut.
- Fokus pada Keseimbangan Hidup: Sisihkan waktu untuk melakukan hobi, berolahraga, atau sekadar berkumpul dengan orang-orang terdekat.
- Belajar untuk Mendelegasikan Pekerjaan: Tidak semua hal harus dikerjakan sendiri. Percayakan sebagian pekerjaan kepada orang lain.
- Istirahat Secara Berkala: Luangkan waktu untuk istirahat sejenak setiap beberapa jam. Hal ini membantu mengurangi stres dan meningkatkan produktivitas.
- Berlatih Mindfulness atau Meditasi: Teknik meditasi dapat membantu seseorang untuk lebih fokus dan mengelola stres dengan lebih baik.
Kesimpulan
Workaholic adalah fenomena yang semakin banyak ditemukan dalam masyarakat modern, di mana tekanan pekerjaan dan pencapaian sering kali mendominasi kehidupan seseorang. Menjaga keseimbangan hidup sangat penting untuk kesehatan jangka panjang, baik secara mental maupun fisik. Dengan mengatasi kebiasaan ini secara efektif, seseorang dapat meningkatkan kualitas hidupnya tanpa harus mengorbankan kesejahteraan diri.