JAKARTA, LOGIC.co.id – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) kini sedang menyelesaikan pembangunan Bendungan Sidan yang terletak di Kabupaten Badung, Bangli, dan Gianyar, Bali. Bendungan ini diharapkan mampu memberikan berbagai manfaat strategis, termasuk penyediaan air baku, pengendalian banjir, serta kontribusi terhadap energi bersih di wilayah tersebut.
Tahapan Pembangunan dan Anggaran Bendungan Sidan
Berdasarkan data dari Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kementerian PUPR, proyek Bendungan Sidan dibagi menjadi dua tahap kontrak konstruksi, yang didanai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
- Kontrak Pertama – Dimulai pada Oktober 2017 dan dikerjakan oleh PT Brantas Abipraya (Persero), tahap ini menelan biaya sekitar Rp786,3 miliar dari APBN.
- Kontrak Kedua – Dilanjutkan pada Juni 2022, tahap kedua ini menelan anggaran sebesar Rp844,7 miliar.
Dengan demikian, total anggaran yang dialokasikan untuk proyek Bendungan Sidan mencapai Rp1,63 triliun. Menurut Kementerian PUPR, hingga saat ini progres fisik proyek telah mencapai 96,59 persen, dan konstruksi diharapkan selesai pada akhir November 2024.
Manfaat Strategis Bendungan Sidan
Bendungan Sidan memiliki berbagai manfaat penting bagi masyarakat Bali, baik dalam sektor air bersih, pengendalian banjir, maupun energi terbarukan.
-
Penyediaan Air Baku – Bendungan ini akan menyediakan air baku dengan kapasitas sebesar 1.750 liter per detik, yang diperkirakan mampu melayani sekitar 1,3 juta penduduk di wilayah Bali.
-
Pengendalian Banjir – Bendungan ini dapat mereduksi risiko banjir di wilayah seluas 108 hektar. Direktur Jenderal Sumber Daya Air, Bob Arthur Lombogia, menjelaskan bahwa Bendungan Sidan mampu mengurangi aliran banjir pada kala ulang 50 tahunan sebesar 3,2 persen atau sekitar 5,15 meter kubik per detik.
-
Potensi Energi Terbarukan – Bendungan Sidan juga akan dilengkapi dengan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMh) berkapasitas 0,65 megawatt (MW). Selain itu, bendungan ini memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung dengan memanfaatkan 20 persen dari luas genangan. “Dalam 1 hektar genangan bisa menghasilkan 1 MW, sehingga potensi total energi surya di Bendungan Sidan mencapai 8 MW,” ujar Bob. Total potensi energi dari bendungan ini diperkirakan mencapai 8,65 MW, yang akan mendukung swasembada energi bersih di Bali.
Target Penyelesaian dan Harapan
Pembangunan Bendungan Sidan menjadi bagian dari upaya pemerintah dalam mencapai ketahanan air dan energi di wilayah Bali. Dengan keberhasilan proyek ini, diharapkan Bali tidak hanya mengandalkan air tanah sebagai sumber air baku, melainkan dapat memanfaatkan bendungan ini sebagai sumber alternatif yang berkelanjutan. Bendungan Sidan juga diproyeksikan mampu mengurangi beban infrastruktur energi di Bali dengan menghadirkan energi bersih dari tenaga surya dan mikrohidro.
Proyek Bendungan Sidan ini diharapkan rampung pada akhir 2024, yang akan menjadi salah satu solusi untuk memenuhi kebutuhan air bersih dan mengurangi risiko banjir di Bali, sekaligus menjadi salah satu langkah konkret dalam pengembangan energi terbarukan. Pemerintah berharap, melalui bendungan ini, akan tercipta solusi menyeluruh untuk masalah air, banjir, dan energi di wilayah Bali dan sekitarnya.