Jakarta, LOGIC.co.id – Kinerja keuangan PT Gudang Garam Tbk (GGRM) terus mengalami tekanan berat. Perusahaan rokok legendaris asal Kediri ini mencatatkan penurunan laba bersih hingga 91% sejak mencapai puncak kinerjanya pada tahun 2019.
Pada laporan keuangan 2024, Gudang Garam hanya membukukan laba bersih sebesar Rp981 miliar, jauh merosot dari Rp5,3 triliun pada tahun sebelumnya dan dari puncak laba sebesar Rp10,8 triliun di tahun 2019. Penurunan ini disebabkan oleh turunnya penjualan rokok dan kenaikan cukai, yang melemahkan daya beli konsumen.
Penurunan drastis ini juga berimbas langsung pada kekayaan Susilo Wonowidjojo, Presiden Direktur sekaligus penerus dari mendiang pendiri Gudang Garam, Surya Wonowidjojo. Berdasarkan data dari Forbes, kekayaan Susilo turun dari US$9,2 miliar pada 2018 menjadi hanya US$2,9 miliar pada 2024. Artinya, dalam enam tahun terakhir, ia telah kehilangan sekitar US$6,3 miliar atau setara Rp105,96 triliun (dengan kurs Rp16.820 per USD).
Dari Kejayaan ke Ketidakpastian
Gudang Garam berdiri pada tahun 1958 di Kediri, Jawa Timur, oleh Surya Wonowidjojo. Nama “Gudang Garam” konon terinspirasi dari sebuah mimpi yang dialami pendirinya. Perusahaan ini berkembang pesat dan pernah memiliki lebih dari 40.000 buruh serta membayar cukai lebih dari Rp100 miliar per tahun.
Namun, kini masa kejayaan itu mulai pudar. Naiknya tarif cukai yang bertubi-tubi dalam beberapa tahun terakhir serta ketatnya regulasi membuat margin keuntungan produsen rokok, termasuk Gudang Garam, menyempit.
Meskipun Susilo hanya memiliki sekitar 0,09% saham GGRM (1.709.685 lembar saham), posisinya sebagai pengendali utama tetap krusial dalam arah kebijakan perusahaan.
Penurunan Bertahap Sejak 2019
Tren penurunan laba sebenarnya sudah terlihat sejak 2019. Jika ditarik ke belakang, performa laba bersih Gudang Garam terus menanjak sejak 2014 hingga mencapai puncaknya di 2019. Namun sejak saat itu, performa terus melemah seiring dengan kenaikan tarif cukai yang agresif, ditambah tantangan dari pergeseran gaya hidup masyarakat serta peningkatan kesadaran akan dampak kesehatan rokok.