LOGIC.co.id – Istilah Chapri kini menjadi salah satu kata gaul yang sering muncul di kolom komentar Instagram dan TikTok. Dari sekadar lelucon hingga sindiran pedas, istilah ini kerap digunakan untuk mengejek gaya atau perilaku tertentu. Tapi, apa sebenarnya arti Chapri? Mengapa istilah ini begitu viral, dan kenapa pula ia memicu kontroversi? Simak ulasan lengkapnya di artikel ini!
Apa Itu Chapri?
Secara sederhana, Chapri adalah istilah slang yang populer di media sosial, terutama di India, untuk menggambarkan seseorang yang dianggap norak, mencolok, atau bertingkah berlebihan demi perhatian. Orang yang disebut Chapri biasanya dikaitkan dengan:
- Gaya berpakaian mencolok: Pakaian warna-warni, aksesori berlebihan, atau kombinasi yang dianggap “kurang selera”.
- Perilaku berlebihan: Membuat video TikTok dengan tarian aneh, gaya rambut eksentrik, atau penggunaan kata-kata seperti “bro” secara berulang.
- Konten “cringe”: Video atau postingan yang dianggap murahan atau tidak berkelas.
Di Indonesia, istilah ini mirip dengan sebutan seperti “alayers” atau “norak” dalam bahasa gaul lokal. Misalnya, seseorang yang mengunggah video TikTok dengan filter berlebihan atau gaya yang dianggap berlebihan mungkin disebut Chapri oleh netizen.
Asal-Usul Istilah Chapri
Istilah Chapri berasal dari kata Hindi “chappar”, yang berarti atap sementara. Secara historis, kata ini terkait dengan komunitas tertindas di India yang bekerja sebagai perbaiki atap. Namun, di media sosial, maknanya bergeser menjadi sindiran untuk perilaku atau gaya yang dianggap tidak keren.
Sayangnya, pergeseran makna ini membawa dampak negatif. Banyak yang tidak menyadari bahwa penggunaan Chapri sebagai hinaan bisa menyinggung karena memperkuat stereotip terhadap kelompok tertentu, terutama yang berkaitan dengan kasta atau latar belakang sosial-ekonomi. Di platform seperti X, beberapa pengguna telah mengkritik istilah ini karena dianggap tidak sensitif dan bersifat diskriminatif.
Mengapa Chapri Viral di TikTok dan Instagram?
Ada beberapa alasan mengapa istilah Chapri begitu populer di media sosial:
- Komentar Sindiran yang Mudah Dilontarkan
Di kolom komentar TikTok atau Instagram, netizen sering menggunakan Chapri untuk mengejek konten yang dianggap “berlebihan”. Misalnya, video dengan efek suara keras atau gaya rambut unik sering mendapat komentar seperti, “Chapri banget nih!” - Tren Konten Parodi
Banyak kreator sengaja membuat konten bertema Chapri untuk memparodikan gaya yang dianggap norak. Ini justru membuat istilah ini semakin viral karena menghibur banyak orang. - Budaya Gaul Media Sosial
Istilah ini mudah diucapkan dan cepat menyebar, mirip seperti “cringe” atau “slay”. Pengguna media sosial suka menggunakan kata-kata pendek yang langsung mengena untuk mengekspresikan opini.
Kontroversi di Balik Istilah Chapri
Meski terlihat seperti lelucon biasa, penggunaan istilah Chapri tidak selalu diterima dengan baik. Berikut beberapa alasan mengapa istilah ini kontroversial:
- Konotasi Kasta dan Diskriminasi
Asal-usul kata Chapri yang terkait dengan komunitas tertindas membuatnya sensitif. Menyebut seseorang Chapri bisa dianggap sebagai penghinaan yang merendahkan status sosial seseorang. - Penghakiman Subjektif
Apa yang dianggap “norak” sangat bergantung pada selera pribadi. Menyebut seseorang Chapri bisa jadi bentuk body shaming atau penghinaan terhadap ekspresi diri mereka. - Perpetuasi Stereotip
Istilah ini sering digunakan untuk menggeneralisasi orang-orang dari latar belakang tertentu, seperti mereka yang tinggal di daerah pedesaan atau memiliki akses terbatas pada tren urban.
Bagaimana Menggunakan Istilah Ini dengan Bijak?
Jika kamu ingin tetap gaul tapi tidak menyinggung orang lain, berikut beberapa tips:
- Hindari Label yang Menyinggung
Alih-alih menyebut seseorang Chapri, coba beri kritik spesifik tentang konten atau perilaku yang tidak kamu sukai. Misalnya, “Efek videonya terlalu ramai” lebih baik daripada “Chapri banget”. - Pahami Konteks Budaya
Ingat bahwa istilah ini punya sejarah sensitif. Jika kamu tidak yakin, lebih baik gunakan istilah lain yang lebih netral. - Fokus pada Kreativitas
Media sosial adalah tempat untuk berekspresi. Daripada menghakimi, coba dukung orang lain untuk berkreasi dengan cara mereka sendiri.
Kesimpulan
Chapri mungkin terdengar seperti istilah gaul biasa di TikTok dan Instagram, tapi di baliknya ada makna dan sejarah yang kompleks. Meski sering digunakan untuk bercanda, istilah ini bisa menyinggung jika tidak digunakan dengan hati-hati. Sebagai pengguna media sosial, kita bisa tetap asyik berkomentar tanpa harus merendahkan orang lain. Jadi, lain kali kamu tergoda untuk menulis “Chapri” di kolom komentar, pikirkan lagi mungkin ada cara yang lebih keren untuk menyampaikan pendapatmu!