Jakarta, LOGIC.co.id – Pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, Gibran Rakabuming Raka, yang berpasangan dengan Prabowo Subianto, telah resmi dilantik sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia pada 20 Oktober 2024. Selama masa kampanye, Gibran menggaungkan sejumlah janji yang menjadi sorotan publik. Artikel ini akan mengulas daftar janji Gibran dalam Pilpres 2024 secara tajam, kritis. Mari kita bedah satu per satu janji tersebut dan lihat sejauh mana relevansinya dengan kondisi saat ini.
1. Kurangi Titipan Masuk BUMN
Salah satu janji Gibran yang cukup mencuri perhatian adalah mengurangi praktik “titipan” dalam rekrutmen Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Ia menegaskan bahwa seleksi pegawai BUMN harus lebih transparan dan berbasis meritokrasi. Namun, janji ini terasa ironis mengingat latar belakang politiknya yang kerap dikaitkan dengan dinasti Jokowi. Publik pun bertanya: jika nepotisme di BUMN ingin dikurangi, mengapa Gibran sendiri maju sebagai cawapres di usia muda dengan dukungan kuat dari koneksi politik keluarga? Hingga Maret 2025, belum ada langkah konkret dari pemerintahan Prabowo-Gibran yang menunjukkan implementasi janji ini.
2. Lanjutkan Program Jokowi
Gibran berulang kali menegaskan komitmennya untuk melanjutkan program-program Presiden Joko Widodo, seperti hilirisasi industri, pembangunan infrastruktur, dan pemerataan ekonomi. Salah satu yang paling digaungkan adalah program hilirisasi, yang diklaim akan meningkatkan nilai tambah sumber daya alam Indonesia. Namun, kritik muncul: apakah ini benar-benar visi Gibran atau sekadar “warisan” yang dipaksakan untuk mempertahankan narasi keberhasilan Jokowi? Data terbaru menunjukkan hilirisasi masih terkendala masalah lingkungan dan distribusi keuntungan yang timpang. Publik menanti apakah Gibran mampu memberikan sentuhan baru atau hanya menjadi “bayang-bayang” ayahnya.
3. Buka 19 Juta Lapangan Kerja
Janji Gibran yang paling ambisius adalah membuka 19 juta lapangan kerja baru melalui hilirisasi di sektor pertanian, perikanan, pertambangan, dan digital. Dalam debat cawapres pada Desember 2023, ia mengklaim target ini realistis jika pemerataan pembangunan dilaksanakan. Namun, realitas berbicara lain. Pada Februari 2025, kasus PHK massal di PT Sritex perusahaan yang pernah mendukungnya menjadi tamparan keras. Ribuan karyawan kehilangan pekerjaan, sementara janji lapangan kerja baru masih terdengar seperti utopia. Tanpa strategi jelas, angka 19 juta ini lebih mirip slogan ketimbang rencana matang.
4. Pemerataan Pembangunan Tidak Jawasentris
Gibran menjanjikan pembangunan yang tidak lagi terpusat di Jawa, dengan target investasi luar Jawa mencapai 53%. Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2022 memang menunjukkan Jawa menyumbang 56% PDB nasional, sementara wilayah seperti Maluku-Papua dan Sulawesi tumbuh pesat. Namun, hingga kini, proyek besar seperti IKN Nusantara masih jadi fokus utama, sementara daerah lain seperti Papua dan NTT minim perhatian. Janji ini terasa klise jika eksekusinya hanya berhenti di wacana tanpa alokasi anggaran yang signifikan.
5. Tingkatkan Dana Desa
Dalam debat cawapres pada Januari 2024, Gibran berjanji mengoptimalkan dan meningkatkan anggaran dana desa untuk mengentaskan desa tertinggal. APBN 2024 mengalokasikan Rp71 triliun untuk dana desa, naik tipis dari tahun sebelumnya. Namun, peningkatan ini dirasa belum cukup signifikan untuk menciptakan dampak besar. Selain itu, tanpa pengawasan ketat, dana desa rawan disalahgunakan, problem klasik yang belum terpecahkan hingga kini. Publik menantikan apakah Gibran punya formula baru atau hanya mengulang resep lama.
6. Prioritaskan Penanganan Banjir
Saat blusukan di Jakarta pada Desember 2023, Gibran menjanjikan koordinasi dengan Gubernur DKI untuk mengatasi banjir di kawasan padat penduduk. Namun, hingga Maret 2025, banjir tetap menjadi momok tahunan di ibu kota, bahkan memburuk di beberapa titik. Tanpa terobosan teknologi atau kebijakan konkret, janji ini terkesan hanya basa-basi kampanye.
Kesimpulan: Janji atau Harapan Kosong?
Daftar janji Gibran dalam Pilpres 2024 memang terdengar menarik di atas kertas, tapi eksekusinya masih menjadi tanda tanya besar. Dari reformasi BUMN hingga penanganan banjir, banyak janji yang belum menunjukkan progres nyata hingga empat bulan pasca-pelantikan. Publik kini menyoroti apakah Gibran mampu keluar dari bayang-bayang Jokowi dan Prabowo untuk membuktikan kapasitasnya sebagai wapres muda. Artikel ini akan terus diperbarui seiring perkembangan terbaru, pantau terus untuk informasi lebih lanjut!