Jayapura, LOGIC.co.id – Aksi demonstrasi yang tak terduga meletus di Kota Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Senin (17/2/2025), saat ratusan pelajar dari berbagai sekolah menggelar protes besar-besaran terhadap program Makan Bergizi Gratis (MBG). Mereka menduduki jalanan dan halaman Kantor Gubernur Provinsi Papua Pegunungan dengan satu tuntutan tegas: menolak program MBG yang dianggap tidak efektif.
Aksi yang melibatkan pelajar mulai dari tingkat SD hingga SMA/SMK ini semakin memanas ketika massa meneriakkan “Tolak Makan Bergizi Gratis” sembari membawa spanduk yang menuntut pemerintah mendengarkan suara mereka. Video 15 detik yang beredar menunjukkan suasana mencekam, dengan para pelajar menghalangi jalur utama di depan Kantor Gubernur Papua Pegunungan.
Penolakan Program MBG yang Dituding Tidak Tepat Sasaran
Rohex Relembo, Penanggung Jawab Aksi Tolak MBG, menyampaikan alasan di balik aksi tersebut. Ia menegaskan bahwa dana sebesar Rp 71 triliun yang dialokasikan untuk program MBG tidak akan mengubah keadaan siswa-siswi Papua yang menghadapi kenyataan pahit, seperti tingginya angka buta huruf dan kemiskinan di Tanah Papua. “Angka buta huruf dan kemiskinan di Papua saat ini menduduki peringkat tertinggi di Indonesia. Di tengah keadaan ini, MBG bukanlah solusi nyata,” ujarnya.
Sementara itu, pelajar yang terlibat dalam aksi ini mengungkapkan ketidakpuasan mereka terhadap sistem pendidikan di Papua yang dianggap tidak mendukung kebutuhan mereka. Mereka menginginkan pendidikan gratis di seluruh Papua, yang selama ini terhambat oleh biaya sekolah yang tinggi dan minimnya pengajaran aktif dari para guru.
Aksi Demo Menjadi Makin Panas, Bentrokan Terjadi
Video lain yang diterima LOGIC.co.id memperlihatkan insiden ketika aparat keamanan mencoba membubarkan aksi demo pelajar ini. Bentrokan sempat pecah antara aparat dan peserta demo di lapangan, menambah ketegangan yang terjadi di lokasi.
Namun, Wakapolres Jayawijaya, Komisaris Polisi I Wayan Laba, memastikan bahwa situasi saat ini masih terkendali. “Demo masih berjalan kondusif. Kami terus berjaga untuk mengamankan situasi dan berharap aksi ini selesai dengan aman,” katanya.
Pendidikan Gratis Jadi Tuntutan Utama Pelajar Papua
Bagi para pelajar yang terlibat dalam aksi ini, penolakan terhadap MBG hanyalah puncak dari ketidakpuasan mereka terhadap ketimpangan pendidikan yang terjadi di Papua. Mereka merasa bahwa pemerintah perlu mengalihkan fokus dari program yang dianggap tidak efektif ini, dan sebaliknya menyediakan pendidikan gratis bagi seluruh anak-anak Papua.
“Pendidikan adalah hak kami, dan kami menuntut akses yang lebih baik ke pendidikan yang layak dan gratis. Jika negara benar-benar peduli dengan masa depan kami, maka pendidikan harus jadi prioritas,” tegas Rohex.
Harapan Tuntutan Diperhatikan Pemerintah
Tuntutan yang dibawa oleh Aliansi Pelajar Se-Papua Pegunungan ini kini menjadi perhatian nasional. Dengan meningkatnya aksi serupa, harapan agar pemerintah lebih serius dalam menangani masalah pendidikan di Papua semakin kuat. Bagaimanapun, pemerintah harus segera menanggapi tuntutan tersebut untuk menghindari eskalasi lebih lanjut dan memastikan bahwa setiap anak Papua mendapat akses pendidikan yang lebih baik.
Dengan latar belakang kondisi sosial yang memprihatinkan, aksi ini bukan hanya soal program MBG, tetapi juga soal hak dasar mereka sebagai pelajar untuk mendapatkan pendidikan yang setara dan layak.